Implementasi Pendidikan Kewirausahaan pada Mata Pelajaran di SMK
Implementasi Pendidikan Kewirausahaan
pada Mata Pelajaran
di SMK
Oleh
: Dimas Panji Y.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mencetak lulusan siap
kerja dan kompeten sepertinya begitu jauh dengan kenyataan yang ada. Adanya
permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah masih terdapat kesenjangan
kompetensi lulusan SMK. Keadaan ini dapat diindikasikan dengan rendahnya daya
serap tenaga kerja lulusan SMK.
Hal ini juga
menjadi sorotan Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Joko Sutrisno bahwa “Di SMK wajib dilaksanakan latih dagang untuk siswa.
Pokoknya, semua program keahlian harus sampai pada mata rantai menjual dan
mengembangkan. Ini mengajarkan kewirausahaan yang nyata kepada siswa,”
(Djoko, 26/1, Kompas.com).
Bekal
kemampuan berwirausaha akan membuat lulusan SMK yang tidak terserap dunia kerja
bisa mandiri. Menurut Badan Statistik Indonesia (BPS) terakhir pada januari
2012 jumlah wirausaha di Indonesia hanya mencapai angka 1,56 persen dari jumlah
penduduk di Indonesia. Tentu prosentase itu terpaut jarak yang jauh dengan
negara negara berkembang lain. Padahal, idealnya suatu negara berkembang paling
tidak harus memiliki 2% wirausaha dari total penduduk.
Pentingnya
implementasi pendidikan kewirausahaan pada setiap mata pelajaran di SMK akan
membuat pola pikir siswa akan menjadi lebih terbuka. Pendidikan tingkat
menengah, khususnya SMK memiliki karakter yang unik dalam menghasilkan
lulusan yang siap kerja. Sesunguhnya potensi lulusan
SMK bukan hanya siap kerja, namun memiliki peluang besar ikut mengembangkan
ekonomi melalui kewirausahaan. Siswa SMK yang sedang menempuh pendidikan harus
dipersiapkan tidak hanya untuk mengisi peluang kerja sebagai
pekerja pada dunia usaha dan industri, akan
tetapi juga upaya pendidikan yang memberikan
lulusan SMK memiliki jiwa dan perilaku atau
karakteristik kewirausahaan.
Menjadi
wirausaha adalah pekerjaan yang sangat mandiri. Seorang wirausaha akan
mendapatkan manfaat mandiri finansial. Hal ini disebabkan oleh keleluasaan
seorang wirausaha mengatur kebijakan dan regulasi finansialnya sendiri. Hal
lain yang menjadi manfaat berwirausaha adalah terbangunnya semangat kompetisi
pada diri wirausaha tersebut. Dalam berwirausaha, salah satu tantangan yang
harus dihadapi salah satunya adalah persaingan dalam menjual produk. Oleh
karena itu, tanpa disadari para wirausaha akan mempunyai semangat kompetisi
tinggi dalam melakukan pekerjaannya.
Kualitas
anak SMK dan kemampuan dalam berinovasi dapat menjadi dasar untuk berwirausaha.
Ada beberapa kreasi anak SMK yang sudah jelas-jelas wajib diperhitungkan,
seperti Pesawat Jabiru J430 SMK Negeri 29 Jakarta, Mobil “Rosa” karya siswa
SMK Negeri 6 Malang, Mobil Digdaya Karya SMK Negeri 1 Singosari, Mobil Kiat
Esemka SMK 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta, Buggy Car ABCD (Anak Bandung
Cinta Damai) SMKN 8 Bandung, Sepeda Listrik Karya Siswa SMK 2 Surakarta, Batik
Karya Siswa SMK Negeri 5 Yogyakarta, dan LCD proyektor Karya Siswa SMK 1, 6, 26
dan 56 Jakarta. Karya karya ini menandai kalau anak SMK bukanlah sekedar
anak sekolah menengah biasa yang hanya menampung pelajaran di sekolah dan tak
menggunakannya.
Adanya karya
konkrit menandai sebuah awal yang bagus untuk pergerakan SMK. Inovasi - inovasi
yang telah tercipta diharapkan dapat menjadi penyulut semangat bagi siswa-siswa
SMK yang lain agar dapat berinovasi lebih jauh dalam berbagai wujud. Oleh
karena itu, wirausaha adalah solusi terbaik untuk anak SMK dalam bersaing di
dunia kerja.
Implementasi Pendidikan Kewirausahaan pada Mata Pelajaran di SMK
Reviewed by dpy
on
April 17, 2020
Rating:
No comments: