Lereng Gunung Muria
Waktu masih menunjukkan pukul 05.00 dini hari,
namun aktifitas-aktifitas kesibukan sudah tampak sejak adzan shubuh
berkumandang di desa ini. Desa kecil di kaki Gunung Muria, mereka menyebutnya
Desa Dermo Sari. Entah dari mana asal-usul nama desa tersebut. Setauku, di desa inilah aku dilahirkan. Desa
yang nyaman dan penuh keramah-tamahan. Desa di lereng Gunung Muria, desa yang
masih asri belum terjamah oleh tangan-tangan kotor. Lihat saja di sana,
kebun-kebun luas menawarkan berbagai tanaman yang siap dipanen. Kebun durian,
kebun ketela, kebun mangga, bahkan kebun penghasil rempah-rempah pun masih ada
di desaku ini. Tak jauh dari rumahku, di pinggiran desa, hamparan sawah mulai
menguning. Para petani mungkin akan jauh lebih sibuk akhir-akhir ini. Sungai yang
mengalir di sekeliling sawah itu masih tampak bening dengan airnya yang sejuk,
masih sama seperti 16 tahun yang lalu ketika aku masih asyik bermain dan
mengganggu penghuni di sungai itu. Ya, katak dan ikan-ikan kecil selalu jengkel
dengan kehadiranku saat itu. Ah, semoga saja seiring dengan kemajuan teknologi
desa ini tetap asri seperti ini. Semoga tidak akan ada kebun-kebun yang berubah
menjadi deretan villa dalam sekejap, atau sawah-sawah yang berubah menjadi
deretan gedung. Dan sungai ini, ku harap sampai akhir akan tetap ku rasakan
kesejukannya mengalir di desa ini. Semoga saja.
Dini hari masih begitu dinginnya berselimut
kabut tebal, tetapi sudah banyak orang berlalu-lalang sibuk dengan dirinya
sendiri. Para petani mulai memanggul cangkulnya bersiap-siap untuk pergi ke
sawah, ada pula para kuli yang sudah menggendong keranjang mereka bersiap untuk
memanen hasil kebun. Para pedagangpun tak mau kalah beraksi, sejak sebelum
shubuh mereka sudah bersiap mengatur, menumpuk, mengikat sayuran dan
buah-buahan yang siap untuk dijual di pasar.
Sedangkan aku? Sama seperti desa ini, akupun
masih berselimut tebal. Masih ingin melanjutkan mimpi indahku, sesaat mungkin
tidurku terganggu akan hiruk pikuk lalu-lalang kesibukan mereka, tapi kini aku
siap melanjutkan bobok manisku. Zzzzzz.
Lereng Gunung Muria
Reviewed by dpy
on
April 16, 2016
Rating:
No comments: