Keshalehan-Ku..Teladan Bagi Anak-Ku
Al-Imam Al-Ghazali berkata di
dalam Al-Ihya’, “Anak adalah amanat bagi orang tuanya. Hatinya yang suci
merupakan permata tak ternilai harganya, masih murni dan belum terbentuk. Dia
bisa menerima bentuk apapun yang diinginkan dan corak mana pun yang diinginkan.
Jika dia dibiasakan pada kebaikan dan diajarinya, tentu dia akan tumbuh pada
kebaikan itu dan menjadi orang yang bahagia di dunia dan di akhirat. Pahalanya
juga bisa dinikmati orang tuanya, guru dan pendidiknya.jika ia diabaikan dibiarkan
seperti layaknya hewan, maka dia akan menderita dan rusak. Dosanya juga ada di
pundak orang yang bertanggung jawab mengurusnya. Alloh telah berfirman, ‘hai
orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api
neraka.’ ”
Teladan yang baik merupakan
landasan yang fundamental dalam membentuk anak, baik dalam segi agama maupun
akhlak.
Dalam sebuah syair dikatakan
:
Wahai orang
Yang mengajar orang lain
Kenapa engkau tidak juga
menyadari
Dirimu sendiri.
Engkau terangkan bermacam
obat
Bagi segala penyakit
Agar semua yang sakit sembuh,
Sedang engkau sendiri ditimpa
sakit,
Obatilah dirimu dahulu.
Lalu cegahlah agar tidak
menular kepada orang lain
Dengan demikian
Engkau adalah seorang yang
bijak
Apa yang engkau nasehatkan
Akan mereka terima dan ikuti,
Ilmu yang engkau ajarkan
Akan bermanfaat bagi mereka.
Al-Ustadz Abdullah Nashih
Ulwan berkata di dalam bukunya, Tarbiyatul Aulad, “Keteladanan dalam
pendidikan merupakan sarana yag paling efektif dan berpengaruh dalam mempersiapkan anak, baik
dalam segi akhlak, pembentukan jiwa dan sosialnya. Sebab pendidikan adalah
teladan yang paling ideal di mata anak.
Teladan yang baik di mata anak akan ditiru anak, baik dalam segi tingkah laku
maupun akhlak, disadari maupun tidak disadari. Bahkan gambaran perkataan,
perbuatan, perasaan dan moralnya akan mengimbas secara langsung di dalam diri
dan perasaannya, diketahui maupun tidak diketahui.”
Untuk itu, sebagai orang tua
marilah kita renungkan sejenak,
Pantaskah kita menengadahkan
kedua tangan kita, memohon kepada Alloh agar diberi keturunan yang saleh,
sedangkan tangan ini selalu untuk menganiaya orang? Pantaskah kita berdo’a pada
Tuhan dengan mulut yang dikotori makanan haram, dusta, ghibah, namimah (mengadu
domba), hinaan, dan caci maki, bahkan syirik dan qadz (menuduh orang berzina) ?
Apakah do’a kita akan dikabulkan sedangkan makanan dan pakaian kita berasal
dari harta yang haram? Untuk itu,sebagai orang tua, kita harus bertakwa kepada
Alloh swt.dengan melaksanakan amal-amal shaleh, beraqidah shohihah sesuai
ajaran rasulullah (teladan umat) di dalam mengamalkan al-qur’an dan As-sunnah,
semua ini bertujuan agar do’a yang kita
panjatkan untuk kebaikan anak dapat dikabulkan. Sadarlah, wahai para orang tua,
andalah sebenar-benarnya teladan utama bagi anak anda sendiri.....
Pada dasarnya, anak yang
melihat orang tuanya berbuat dusta, ia tidak mungkin akan belajar jujur.
Anak yang melihat kedua orang
tuanya berkhianat, ia tidak mungkin akan belajar amanah!
Anak yang melihat orang
tuanya selalu mengikuti hawa nafsu, ia tidak mungkin akan belajar keutamaan.
Anak yang melihat kedua orang
tuanya marah, bertegang urat dan emosi, tidak mungkin ia akan belajar sabar.
Anak yang melihat kedua orang
tuanya bersikap keras dan bengis, tidak mungkin ia akan belajar kasih sayang.
Alloh Swt.berfirman, “Dan
orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan
apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thur: 21)
Keshalehan-Ku..Teladan Bagi Anak-Ku
Reviewed by dpy
on
June 08, 2013
Rating:
No comments: